Senin, 26 Januari 2015

CINTA

Cinta.. Apa sih itu cinta? Kalau ngomongin hal yang satu ini pasti bakal gak ada habisnya buat dibahas. Cinta itu perasaan yang ''normal'' tumbuh dalam diri seseorang yang sudah mulai beranjak remaja. Tapi seindah-indahnya cinta monyet (cinta remaja) berbeda dengan yang namanya cinta disaat usia sudah mulai beranjak dewasa (20an ke atas). Kalau gue ditanya, apa cinta menurut gue? Hmmh simpel aja sih menurut gue cinta itu ketulusan. Kalau ditanya udah berapa kali gue jatuh cinta dan suka sama orang? Jangan ditanya! Banyak! Countless malahan, hahaha... Sama aja kaya kalian-kalian kan yang sering naksir-naksiran cowo? Ngaku deh semua juga ngalamin. Terus kalau ditanya apa gue pernah pacaran? Kasih tau gak yaa? hehe jawabannya pernah. Pertama kali itu sewaktu smp kelas 1. Gue jadian sama kaka kelas kece (entahlah menurut pandangan gue saat itu dia oke). Anak paskibra dan gue bela-belain ikutan paskibra demi bisa pdkt sama dia. Hahaha... sounds stupid! Kita pacaran hmmh sektiar 2 minggu! Udah gitu akhirnya berakhir gitu saja karena suatu hal yang gak jelas. Patah hati? Kecewa sih.. Cuma dasar anak abg umur segitu mana paham sama yang namanya cinta. Jadi seminggu kemudian gue udah bisa move on dan ketawa-tawa. Kemudian bener-bener lupa deh sama orangnya. Meski pernah dalam beberapa kesempatan, gak sengaja ketemu ''dia''. Tapi pada dasarnya gue cuek, dia cinta monyet, walaupun gue suka banget waktu dulu sama dia, tapi ga berarti apa-apa. Jadi ketemu yah ketemu aja. Gue males nyapa-nyapa dia. Dia cuma bisa liatin gue sambil bengong (mungkin dia kaya ngeh, mau nyapa tapi takut salah karena dulu gue belum berhijab). Gue juga balik liatin dia tanpa ngomong apa-apa. Hehehe dasar gokil! Sudahlah itu masa lalu. Tapi semenjak dari kejadian itu, gue gak pernah pacaran-pacaran lagi sama cowok manapun. Paling sebatas deket-deket doang di sms, kemudian mereka menghilang dengan sendirinya. Saya? saya kan bilang kalau saya itu cuek jadi disaat mereka menghilang tanpa kabar saya yah bodo amat hehehhe....
Namanya juga usia remaja, pemahaman cinta belum sepaham seperti saat ini. Masuk bangku sma, gue memutuskan untuk berhijab. Insha Allah pengen istiqomah. Di awal masa perubahan, gue seneng banget belajar-belajar tentang banyak hal mengenai islam dan ilmu agama yang sebelumnya gak pernah gue tahu. Sampai saat ini pun masih terus belajar. Gue getol ngelahap buku-buku islami, terutama tentang pergaulan anak muda, kaya PACARAN dalam islam. Mulai taulah soal pergaulan antara laki-laki dan perempuan, batasannya apa, tahu kalau pacaran itu sebenernya gak boleh hehehe.. Darisitu mulai deh bikin prinsip pengen punya cowo satu aja sampai nikah tapi berkualitas. Karena memang pada dasarnya gue bukan orang yang suka dengan tipe orang yang gampang berganti-ganti pacar. Karena menurut gue, manusia itu bukan barang, yang seenaknya dipilih kemudian dibuang buat diganti sama yang baru. Okelah saya fokus buat cari cowonya satu yang terbaik aja, gak mau ganti-ganti sampe nikah. Entah itu dengan cara ta'arufan langsung nikah atau pake pacaran dulu (asal pacaran yang masih dalam batas-batas wajar). Waktu sma itu, udah mulai tau kalau cari tipe cowo harus seperti apa. Walhasil, mulai deh dengan kriteria yang ini-itu. Makanya gue sering banget naksir cowok yang mereka gak tahu kalau gue naksir, tapi ditaksir sama orang yang gak pernah menuhiin standar-standar tersebut. Kecewa deh mulai. Tapi bangkit lagi, kenalan sama orang baru lagi, jatuh cinta lagi (karena merasa si cowok memenuhi standar-standar), at the end kecewa lagi. Itulah hidup, ups and downs. Gue pribadi bukan orang yang merasa risih dengan status ''jomblo''. Dikatain karena gak ada yang apel malam mingguan, Sebel sih iya, cuma gue selalu percaya bahwa pada saatnya nanti akan datang seseorang yang terbaik yang akan menjadi pangeran impian gue. Lagipula gue juga bukan tipe remaja yang suka sama pacaran-pacaran lebay. Manggil ayah-bunda, anniversary tiap bulan, malam minggu gak pernah absen, pasang relationship status di sosmed, atau nembak yang pake bunga sambil dinyanyiin lagu-lagu gitu. Ok I admit that's sweeet tapi kalau pemahaman cinta yang sekedar dengan bunga, coklat, anniversary tiap bulan, apakah ga begitu dangkalnya?? Gue suka segala sesuatu yang lebih deep. Yang gak perlu romantis-lebay tapi everlasting dan sah. Entahlah daridulu gue lebih sering nangis terharu saat ada orang yang dilamar daripada nangis karena orang ditembak. Dangkal. Picisan. Itulah istilah yang sering gue pake buat ngegambarin kisah cinta lebay ala anak muda jaman sekarang. Gue ngerasa beda aja, karena pikiran gue gak se-mainstream itu.
Sampa pada satu titik. Dimana gue belajar banget sama arti cinta yang sebener-benernya. Arti ketulusan yang sesungguhnya. Gue ketemu seseorang. Gue ketemu seseorang yang baru. Yang merubah mindset gue selama ini tentang ''kriteria jodoh sempurna''. Yang bikin gue bener-bener belajar tentang ketulusan. Yang bikin gue ngerasain cinta yang sebener-benernya. Yang membuka mata gue tentang banyak hal. Yang bikin gue ngerasain kenangan paling indah sama cowok manapun yang pernah gue rasain, cuma sama dia. Dia cinta pertama gue? Bisa dibilang iya. Lalu yang dulu-dulu itu apa namanya? Bukankah itu juga lo pernah jatuh cinta sama mereka? Memang, tapi gak ada yang bisa menyamakan perasaan cinta gue sama seseorang yang satu ini. Kalau ditanya gue pernah cinta sama siapa saja? Ya gue bakal bilang, gue cuma pernah cinta sama dia. Titik. Meski pada akhirnya, dia ninggalin gue dan lebih memilih untuk mengejar-ngejar perempuan lain. Ya gak masalah. Mungkin dia belum paham tentang arti cinta sesungguhnya. Pemahaman cinta dia belum sampai di titik pemahaman cinta yg baik yang gue alamin. Karena dia aja gue bisa belajar banyak dan menurunkan semua ego gue. Kenapa dia enggak? Apakah dia hanya meletakan cintanya di mata? Sehingga segala sesuatu yang lebih cantik dan sempurna akan lebih pantas dia perjuangkan ketika sudah bosan dengan yang lama.. Hmmmh I can't say anything about it. Tapi darisitu gue belajar bahwa, ''Seseorang yang mencintaimu karena fisik suatu hari akan meninggalkanmu karena alasan fisik juga. Seseorang yang mencintaimu karena harta, suatu hari akan akan meninggalkanmu karena alasan tersebut. Tapi seseorang yang mencintaimu karena hati tidak akan pernah meninggalkanmu, karena hati tidak pernah mengajarkan ukuran relativ lebih baik atau lebih buruk''. Entahlah dia mencintai saya karena apa, atau mungkin perasaan cintanya hanya sebatas pura-pura? we never know. Tapi yang jelas perasaan cinta gue ke dia, tulus adanya, nyata, tanpa pura-pura, tanpa syarat, tanpa pamrih. Sakit sih. Cuma gue percaya seseorang yang Tuhan pertemukan, lalu kemudian Tuhan pisahkan dari kehidupan kita pasti orang itu bukanlah orang yang baik untuk kita. Segala sesuatu ada balasannya. Gue cuma bisa berdoa buat kebaikan dia dan semoga suatu hari dia disadarkan. Aamiin ya rabbal'alamin..
Lalu gimana sama kisah cinta gue sekarang? Hehehe gak ada kisah! Gue bukan orang yang mudah berpindah hati. Bagi gue memilih pasangan itu bukan dengan cara yang asal-asalan. Yang bisa gue lakuin saat ini hanya berdoa dan terus memperbaiki diri. Kejadian kemaren bikin gue jadi ''melek'' mana cowo yang serius, mana yang main-main. Mana yang ''tulus'', mana yang ''modus''. Mana yang ''dewasa'' dan mana yang ''kekanakan''. Meski gue akuin sangat sangat sulit buat melupakan semua kenangan yang terjadi dengan seseorang itu (baik kenangan indah apalagi kenangan buruk yang menyakitkan!). Tapi hidup harus tetep berjalan. Gue kudu MOVE ON bukan cuma move on, tapi MOVE UP! Insha Allah pada saat yang tepat dan indah Allah bakal kasih penggantinya seseorang yang jauh lebih baik yang akan menjadi cinta sejati gue yang seutuhnya. Insha Allah ^^

Senin, 19 Januari 2015

Untitled



Ketika manusia diberikan akal sehat oleh Allah untuk memilih, tentu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika cinta menjadi  alasan seseorang untuk meninggalkan dan mengkhianati, sesungguhnya itu bukan yang dinamakan cinta, tetapi nafsu. Cinta tidak sebuta itu ketika kita masih bisa menggunakan logika.
Lantas mengapa rela meninggalkan dia yang baik dan tulus mencintaimu demi mengejar-ngejar dia yang lebih cantik dan belum tentu lebih baik daripada seseorang yang kau tinggalkan?
Kau pikir dirinya lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang kau tinggalkan? Belum tentu!
Terkadang apa yang kau suka belum tentu baik untukmu
Kau rela meninggalkannya demi mengejar kebahagiaanmu lalu tidak memikirkan perasaan yang lain, yang sudah kau hancurkan
Apakah itu yang dinamakan atas nama cinta? Hingga rela menyakiti hati yang lain
Memutar balikan fakta, seolah bukan dirimu yang bersalah
Cinta tidak menyakiti
Hati kecil tidak bisa berdusta
Dan logika tidak bisa memungkiri
Silahkan pilih menggunakan hati dan logika, bukan hanya berdasarkan nafsu yang kau atas namakan cinta.